Dibawah ini merupakan salah satu dari sekian
kasus Simulation Failed atau kegagalan simulasi yang terjadi di dunia. Berikut
liputannya..
Sejumlah penumpang pesawat Bangau Air
Singapura-Makassar berusaha menyelamatkan diri saat pesawat yang ditumpanginya
terbakar pada simulasi penanganan bencana di Bandara Sultan Hasanuddin
Makasar(24/10). Simulasi tersebut dilakukan Angkasapura I untuk meningkatkan
kemapuan dan kesiapan tim dalam menangani kecelakaan pesawat serta ancaman
teroris pada transportasi udara. TEMPO/Harjandi Hafid
TEMPO.CO, Jakarta – Kepala Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDM), Bobby R Mamahit mengatakan 52% penyebab
utama kecelakaan transportasi udara adalah factor manusia. “Sebanyak 42% dari
factor teknik dan 6% factor lingkungan,” pada Selasa, 20 Maret 2012.
Berdasarkan data hasilinvestigasi Komite
Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), sepanjang 2007-2011 terdapat 113
kasus kecelakaan penerbangan berupa accident
dan serious incident.
Karena itu, Bobby mengatakan jaminan
keselamatan yang optimal dalam penyelenggaraan penerbangan jadi sangat penting.
“Keselamatan penerbangan merupakan aspek yang sangat penting dan diutamakan,”
katanya.
Penerbangan merupakan bagian dari system
transportasi nasional yang mempunyai karakteristik mampu bergerak dalam wakt
cepat, menggunakan teknologi tinggi, padat modal, dan manajemen yang andal,
serta memerlukan jaminan keselamatan dan keamanan yang optimal.
Kementrian Perhubungan dalam mewujudkan zero
accident telah menyiapkan pengaturan yang memuat ketentuan mengenai berbagai
aspek dan standar system dan operasional penerbangan. Dari mulai peralatan,
pesawat, bandara, sumber daya manusia, sertifikasi, hingga system manajemen
keselamatan penerbangan.
Banyaknya penyebab kecelakaan karena faktor
manusia mengindikasikan kesiapan sumber daya manusia perlu diperbaiki. Bobby
mengatakan pemerintah akan bekerja sama dengan International Civil Aviation
Organization, Join Aviation Authorities Training Organization (JAA-TO), Boeing,
PT Angkasa Pura I dan II serta beberapa pemerintah daerah.
Sebelumnya, Direktorat Jendral Perhubungan
Udara mengatakan pemerintah menganggarkan dana Rp 3 Trilliun untuk pengembangan
bandara dalam hal perbaikan landasan pacu (runway). Kecelakaan penerbangan yang
disebabkan oleh kondisi landasan pacu ini tak hanya terjadi di Indonesia tetapi
di dunia.