Friday, June 24, 2011

Perkembangan Jaman dan Budaya di Lingkungan Nasional


Dewasa ini manusia di dunia mampu menciptakan komunikasi lewat dunia maya, sebut saja internet yang menggejolak di mata masyarakat, yang mampu menghipnotis hingga pelosok desa, tapi apakah kita tau bagaimana hal seperti itu menguasai kita?  merupakan pertanyaan yang sangat besar dalam diri masing-masing.

Internet bukan hanya mampu menguasai manusia tapi juga dapat menguasai budayanya, kenapa? karena manusia masih belum mampu memanfaatkan era ini dengan baik. Dapat kita lihat kerusakan budaya yang ada di Indonesia, sebut saja budaya Bugis yang turun temurun mengharamkan bermesraan di depan umum jika bukan muhrimnya, tetapi kita lihat  budaya seperti seakan-akan hilang dibawa oleh arus perkembangan. Kebudayaan bugis seakan-akan ditenggelamkan dengan budaya barat yang meraja lela dimana- mana, disudut kota hanya dihiasi dengan kebejatan, yang jika dipandah dari sudut budaya bugis yang menganut budaya SIRI” sudah hilang. Budaya Bugis lambat laun semakin meredam, yang ada hanya budaya barat yang dipertontonkan banyak ummat, jadi pantas saja apabila Tuhan mengutuknya.

Diera global sekarang ini setidaknya kita hanya mampu mengambil sisi yang positif saja untuk menjaga budaya kita dari kemusnahan. Ini hanya sebahagian dari ulasan mengenai hilangnya budaya di daerah bugis, diluar sana masih banyak pertunjukan-pertunjukan bejat yang tak mampu direkam oleh mata.

Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu. Ledakan Teknologi Informasi dan Komunikasi telah membuka babak baru bagi masyarakat untuk memperoleh informasi secara otonom. Sekat-sekat informasi dengan sendirinya menghilang oleh inisiatif kuat individu yang ingin mengetahui lebih jauh apa yang terjadi sekitarnya. Setiap orang memiliki akses terhadap sumber informasi dimanapun di dunia ini. Konsekuensinya, masyarakat menjadi kritis dan tanggap terhadap hal yang berkembang.

Di zaman modern ini, perkembangan teknologi informasi dalam kehidupan sehari-hari pastinya sangat berpengaruh. Hal ini tidak terlepas dari keinginan kita yang ingin segala halnya dapat selesai dengan  cepat, mudah, dan menghemat waktu. Namun apakah anda, bahwa perkembangan teknologi yang sedang berkembang ini dapat mengancam budaya kita, atau bahkan mulai mengancam budaya kita. Seperti contohnya saat-saat menjelang perayaan hari-hari besar, seperti natal atau IdulFitri, dimana biasanya kita mengirim kartu ucapan melalui pos. Tetapi sekarang budaya itu sedikit demi sedikit mulai memudar, dengan mengucapkan selamat Natal atau IdulFitri melalui telepon, atau SMS.

Di Indonesia sendiri kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya..Perkembangan Teknologi mengkibatkan berkurangnya keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri . Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan berganti dengan budaya barat, misalnya pergaulan bebas.

Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut, bila dikelola dengan baik selain dapat menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatan untuk pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi masyarakat sekitarnya. Hal lain yang merupakan pengaruh globalisasi adalah dalam pemakaian bahasa indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya bangsa). Banyak para generasi muda bangsa, yang suka mencampurkan kata-kata mereka dengan kata-kata asing. , bahkan kata-kata makian (umpatan) sekalipun yang sering kita dengar di film-film barat, sering diucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata ini disebarkan melalui media TV dalam film-film, iklan dan sinetron bersamaan dengan disebarkannya gaya hidup dan fashion.

Gaya berpakaian remaja Indonesia yang dulunya menjunjung tinggi norma kesopanan telah berubah mengikuti perkembangan jaman. Ada kecenderungan bagi remaja putri di kota-kota besar memakai pakaian minim dan ketat yang memamerkan bagian tubuh tertentu. Budaya perpakaian minim ini dianut dari film-film dan majalah-majalah luar negeri yang ditransformasikan kedalam sinetron-sinetron Indonesia . Derasnya arus informasi, yang juga ditandai dengan hadirnya internet, turut serta `menyumbang` bagi perubahan cara berpakaian. Pakaian mini dan ketat telah menjadi trend dilingkungan anak muda.

Salah satu keberhasilan penyebaran kebudayaan Barat ialah meluasnya anggapan bahwa ilmu dan teknologi yang berkembang di Barat merupakan suatu yang universal. Masuknya budaya barat (dalam kemasan ilmu dan teknologi) diterima dengan `baik`. Pada sisi inilah globalisasi telah merasuki berbagai sistem nilai sosial dan budaya Timur (termasuk Indonesia ) sehingga terbuka pula konflik nilai antara teknologi dan nilai-nilai ketimuran.